• Introducing: Agent 47 – Hitman

    Nulla condimentum pulvinar turpis, ac dapibus purus consequat a. Maecenas condimentum lorem id tellus scelerisque sagittis. Aenean odio massa, tristique quis posuere non, porta a [...]

  • Starcraft II: Heart of the Swarm hands-on at MLG event

    In suscipit vestibulum sem, nec consectetur enim consequat nec. Donec elit turpis; dignissim pharetra porttitor in, fringilla sed tortor. Vivamus scelerisque blandit velit sit amet [...]

  • Crysis dev backtracks on blocking used games comment

    Suspendisse tellus nunc, iaculis vulputate placerat sit amet, lacinia sed mi. Nulla quam nisl, eleifend nec iaculis eu, sollicitudin sed lectus. Vivamus sodales tempor massa [...]

  • Diablo III auction house fees, Global Play revealed

    Aenean tristique varius egestas. Nulla urna enim, facilisis nec pretium in, euismod at dui! Donec ac neque eu eros facilisis malesuada. Class aptent taciti sociosqu [...]

Jumat, 22 November 2013

METODE PERSIDANGAN


                                                                       


METODE PERSIDANGAN
 
1.    PENGERTIAN.

Sidang adalah Forum formal Penyelesaian masalah. Metode berarti cara/teknik. Sedangkan persidangan adalah Pelaksanaan sidang (forum formal penyelesaian masalah). Jadi pengertian metode persidangan adalah Tata cara atau teknik menjalankan mekanisme sidang. Dalam membahas metode persidangan, kita tidak hanya membicarakan tentang bentuk persidangan / model forum, namun juga kita harus mengetahui macam-macam persidangan, antara lain:
  1. Diskusi adalah jalan mencari solusi
  2. Debat adalah saling mempertahankan pendapat
3.    Ceramah adalah pendapat yang disampaikan seseorang berdasarkan referensi dari buku maupun pemahaman sendiri yang bersifat:
  1. Menarik simpati (menarik perhatian orang banyak)
  2. Doktrin (meyakinkan orang lain terhadap pendapat atau pemahaman yang kita bawa)
  3. Dogamatis (menjelaskan pemahaman agar orang lain menerima secara langsung dan tidak melakukan pertimbangan terhadap apa yang kita sampaikan )
2.    UNSUR PERSIDANGAN.
1.    Pimpinan sidang adalah stering commite yang dimandatir atau presidium sidang yang dipilih di dalam forum (yang mengarahkan jalannya persidangan).
2.    Peserta sidang adalah anggota inti organisasi sebagai peserta penuh dan para undangan dan partisipan (yang mengikuti jalannya persidangan)
3.    Tata tertib (Tatib) yang menjadi acuan dalam menjalankan persidangan.
3.    ALAT-ALAT PERSIDANGAN.
1.    Palu  (yang digunakan oleh pimpinan sidang)
  1. Buku,pulpen,spidol  (yang digunakan oleh notulen)
  2. Papan (kalau dibutuhkan)
  3. Meja (kalau dibutuhkan)
5.    Dll. Yang dibutuhkan
4.    MACAM-MACAM SIDANG.
  1. Sidang komisi adalah sidang untuk merancang dan membahas secara internal program yang akan di usulkan dalam satu periode kepengurusan organisasi.
  2. Sidang pleno adalah sidang yang dihadiri oleh peserta penuh untuk mendengarkan, membahas dan mengesahkan program yang telah disepakati bersama.
5.    ISTILAH DALAM PERSIDANGAN.
1.    Skorsing adalah menunda persidangan dengan ada ketetapan waktu (sampai waktu tertentu)
2.    Pending adalah menunda persidangan dengan tidak ada ketetapan waktu
3.    Wolk out adalah mengusir peserta sidang secara paksa dari ruang persidangan berdasarkan pada tatib persidangan.
4.    Voting adalah pengambilan keputusan berdasarkan pada suara terbanyak
5.    Aklamasi adalah musyawarah untuk mufakat (pengambilan keputusan tidak berdasarkan pada pemilihan)
6.    Interupsi adalah memotong pembicaraan orang lain yang tidak sesuai dengan pembahasan untuk diluruskan tanpa melalui persetujuan dari pimpinan sidang.
7.    Peninjauan kembali (P.K) adalah melihat kembali sesuatu hal yang sudah dilewati karena masih ada hal yang tidak sesuai sehingga akan ditambah ataupun dikurangi demi penyempurnaan hal tersebut.
8.    Quorum adalah dinyatakan syah.
9.    Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).
10.  Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
6.    KETUKAN PALU SIDANG.
a.    Tata tertib penggunaan palu sidang.
  1. Tiga kali ketukan (untuk membuka dan menutup persidangan, dan mengesahkan setiap agenda acara yang sudah disepakati bersama)
  2. Dua kali ketukan (untuk skorsing sidang, pending dan peninjauan kembali)
  3. Satu kali ketukan (untuk mengalihkan palu sidang dan pengambilan keputusan sementara)
Untuk penjelasan teknis lebih rinci penggunaan palu siding diuraikan sebagai berikut:
·         Satu kali untuk :
o    Skor sidang dan membuka kembali.
o    Skor selama 1 x 15 menit.
o    Menetapkan keputusan sementara.
o    mengukuhkan kesepakatan
·         Dua kali untuk :
o    Skors selama 2 x 15 menit.
o    Mencabut skor kembali.
o    pertukaran pimpinan sidang.
·         Tiga kali untuk :
o    Membuka dan menutup sidang secara resmi.
o    Membuka dan menutup acara secara resmi.
o    Menetapkan keputusan akhir.
·         Berkali-kali:
o    Untuk menenangkan peserta sidang atau meminta peserta memperhatikan jalannya sidang.
b.    Teknik ‘Penggunaan Palu dalam’ Persidangan
·         Pembukaan sidang dimulai dengan ketukan palu 1 x dengan ucapan bismillarrahmanirrahim, sidang …. saya buka;
·         Sidang diskors: dengan ucapan Bismillah…. (Alhamduliahi………..jika pimpinan sidang merasa terlepas dari beban sidang) sidang saya skors selama…..menit/jam. sambil mengetuk palu 1 x;
·         Skorsing sidang dicabut: Dengan ucapan bismillah……… skors sidang saya cabut, sambil mengetuk palu 1 x;
·         Menetapkan hasil sidang: Dengan mengucapkan alhamudillah saya tetapkan sidang sebagai berikut …………. seraya mengetuk palu 3 x;
·         Menutup Sidang: Dengan mengucapkan Alhamdulillah sidang ………… saya tutup, seraya mengetuk palu 1 kali.
Keterangan:
  1. Pengalihan palu sidang adalah memberikan wewenang kepada pimpinan sidang baru untuk mengarahkan jalannya persidangan selanjutnya.
  2. Pengambilan keputusan sementara adalah keputusan yang disepakati bersama yang masih bisa ditinjau kembali
  3. Pengesahan adalah titik final dari keputusan yang tidak bisa ditinjau kembali karena sudah memenuhi keinginan forum
  4. Membuka persidangan dan menutup persidangan yang dimaksud adalah bukan pada acara ceremonial yang dipandu oleh Master Ceremonial (MC)
7.    Jenis-Jenis Sidang
Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:
1.    Sidang Pleno
a.    Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
b.    Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
c.    Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan permusyawaratan.
2.    Sidang komisi
a.    Sidang komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
b.    Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
c.    Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi;
d.    Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut;
e.    Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan.
8.    Aturan Sidang
  1. Peserta
    Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi, sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun hadir dalam persidangan.
a.    Hak Peserta Penuh
1)    Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada  pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2)    Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3)    Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4)    Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
b.    Hak Peserta Peninjau
1)    Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.
c.    Kewajiban peserta penuh dan peninjau
1)    Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2)    Menjaga ketenangan persidangan.
  1. Presidium Sidang
a.    Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
b.    Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti aturan yang disepakati bersama.
c.    Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
9.    BENTUK PERSIDANGAN.
Bentuk Sidang adalah model dan pola bentuk alur persidangan. Setiap bentuknya mempunyai makna tersendiri dalam perjalanan sidang. Adapun bentuk dan modelnya adalah sebagai berikut :
1.    Bentuk U
Bentuk sidang 1Merupakan bentukan persidangan yang paling efektif karena semua peserta sidang bisa benar-benar terfokus perhatiannya. Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari bentuk persidangan ini. Selain itu semua sejajar dan dapat berinteraksi sesama fungsi. Baik Peserta sesama peserta sidang, maupun Prisidium sidang dengan peserta sidang.




2.    Bentuk lingkaran
Bentuk sidang 2Bentuk persidangan memiliki filosofis klasik yakni, semua sederajat dan sama. Olehnya itu sering dilaksanakan pada pertemuan-pertemuan antar negara. Namun forum ini memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat debedakan secara tegas antara pemateri, moderator, dan notulen dengan posisinya terhadap para peserta sidang. posisi duduk Prisidium sidang dengan hadapan membelakangi peserta juga terlihat tidak sopan bagi mereka pemahaman timur. Yang menjadi  Fokus peserta terletak pada pengeras suara tanpa melihat ekspresi prisidium sidang. Contoh forum yang pernah menggunakan bentul persidangan seperti ini yaitu Konferensi Meja Bundar (KMB).




3.    Bentuk berpanjar menurun
Bentuk sidang 3Sangat efektif namun forum ruangan sangat susah dicari dan didapatkan. Di eropa, dan di amerika sudah menggunakan teknik forum ini. Namun tidak etis pada pertemuan struktural karena posisi yang berbeda mempengaruhi pemahaman derajat seseorang, olehnya itu banyak digunakan sebagai media ruanga belajar pada perkuliahan di dunia modern.





4.    Bentuk komisi
Untitled-6Kelebihan bentuk sama seperti Bentuk U. Namun setiap mejanya terpisah dan hanya diduduki oleh orang-orang yang mempunyai satu tujuan. Kelemahannya mungkin pada layar pandang kearah prisidium sidang. Namun sangat tepat pada Sidang / rapat komisi. Sebab pada saat itu mereka tak berkonsentrasi dengan presidium sidang, melainkan anggota sesama komisinya.





5.    Dan bentuk persidangan tergantung kondisi tempat yang digunakan dalam bersidang.
                                                                                         II.       Manajemen Kepemimpinan

1.    Leadership Kepemimpinan

Seorang lelaki (pemimpin) terkadang berbanding seratus, bahkan seribu orang. Dan seorang pemimpin pilihan kadang kala imbangannya adalah satu bangsa, sehingga dikatakan: Seorang pemimpin yang punya cita-cita besar bisa menghidupkan satu kaum (bangsa)
Mengapa  kalian membutuhkan materi ini. (Apakah sekarang kalian telah bisa memimpin atau belum. Maka materi ini Insya Allah akan menuntun kalian untuk mampu menjadi pemimpin)

a.    Kepemimpinan

Kepemimpinan diartikan sebagai :
Orang yang memiliki kemampuan mempengaruhi (karena wibawa, pengetahuan atau dapat melakukan komunikasi)
Dan mengkoordinasikan untuk mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya
Untuk mencapai tujuan
Kepemimpinan adalah :
Ø mengetahui apa tindakan berikutnya
Ø mengetahui mengapa tindakan itu penting
Ø mengetahui bagaimana menggunakan sumber-sumber yang ada
(Maka seorang pemimpin adalah orang yang bisa menjawab itu semua)

b.    Pemimpin dan Pengikut

Pemimpin yang baik menyadari bahwa mereka juga harus menjadi pengikut yang baik. Boleh dikatakan, pemimpin juga harus melapor kepada seseorang atau kelompok. Oleh sebab itu mereja juga harus menjadi pengikut yang baik. Pengikut yang baik harus menghindari persaingan dengan pemimpin, bertindak dengan setia, dan menanggapi ide, nilai dan tingkah laku pemimpin secara konstruktif.
Pemimpin adalah seseorang yang mau dipimpin.
Pemimpin harus senantiasa memberi perhatian pada kesejahteraan anggotanya.

c.    Ciri-ciri Pemimpin Islam

1.    Setia
Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah
2.    Tujuan Islam secara Menyeluruh
Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang luas
3.    Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam
Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah Syariat Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam
4.    Pengemban Amanat
Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggungjawab yang besar. Qur’an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya. (22:41)
5.    Jenis-jenis Kepemimpinan
Dalam pelaksanaan, gaya kepemimpinan bervariasi :
Otokrat :         
Kurang mempercayai anggota kelompoknya
Hanya mempercayai bahwa imbalan materi sajalah yang mendorong orang untuk bertindak
Perintah yang dikeluarkan harus dilaksanakan tanpa pertanyaan
Otokrat yang baik :
Memberikan perhatian kepada pengikut-pengikutnya
Memberi kesan seperti yang demokratis
Senantiasa membuat keputusan sendiri
Demokratis :
Membuat keputusan bersama dengan anggota kelompok
Menerangkan sebab-sebab keputusan yang dibuat sendiri kepada kelompok
Menyampaikan kritikan dan pujian secara obyektif
Laissez Faire :
Tidak mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
Tidak menetapkan tujuan untuk kelompok
Memperkecil komunikasi dan hubungan kelompok

d.    Karakteristik Gaya Kepemimpinan

A. PEMAKSA
a. Senang menghukum tapi tidak suka memberi penghargaan
b. Berpendapat bahwa orang-orang pada dasarnya malas dan harus di”paksa” untuk bekerja
c. Tidak suka menerima umpan balik dari bawahannya atau orang-orang sekitanya
B. PENDOBRAK
a. Punya motivasi prestasi (achievement) yang tinggi
b. Melakukan segala-galanya sendirian
c. Tidak suka mendelegasikan wewenang dan tanggung-jawabnya
d. Tidak menaruh perhatian pada orang-orang disekitarnya
e. Punya standar mutu kerja yang tinggi, tapi tidak memiliki sifat sebagai pemimpin yang baik
C. PENGUASA
a. Usul-usul atau pendapatnya diajukan secara halus dan terselubung hingga kurang jelas bagi orang lain
b. Memberikan hukuman tapi juga suka memberi penghargaan
c. Suka mendengar umpan balik dari bawahan dan orang-orang sekitarnya, tetapi hanya untuk kepentingan sendiri
D. PENYAYANG
a. Suka memanjakan anggota atau bawahannya
b. Nyaris tidak punya rencana kerja
c. Selalu memberi penghargaan, tidak suka menghukum
d. Nyaris tak bisa mengatur pekerjaannya sendiri
E. DEMOKRAT
a. Selalu punya rencana kerja terperinci
b. Banyak menaruh perhatian pada orang-orang sekitarnya
c. Suka menanyakan pendapat setiap orang
d. Memberi penghargaan, tidak suka memberi hukuman
F. PEMBINA
a. Menetapkan tujuan dengan jelas, memberikan tantangan tetapi moderat resikonya
b. Suka menerima dan memberikan umpan-balik terperinci
c. Memberi penghargaan, tapi juga memberi hukuman
d. Mendelegasikan wewenang dan memberi bantuan kepada anggota atau bawahannya
e. Bawahan mempercayai dan menghormatinya

e.    Apakah Pemimpin mengekor Pengikut ?

Sebagian pemimpin kadang-kadang mengikuti pengikutnya. Mereka melepaskan fungsi kepemimpinan ketika tindakan mereka hanya sekedar cerminan kehendak atau perilaku pengikutnya. Mereka tidak lagi menentukan arah yang seharusnya diikuti dan dilaksanakan. Para pengikut mereka membuat penilaian yang salah bahwa tindakan pemimpin tersebut sebagai keputusan yang popular. Lambat laun para pengikut itu menyadari bahwa mereka mampu bekerja tanpa pemimpin.
Barisan sedang melewati suatu jalan, tiba-tiba terdengar teriakan di tengah massa yang menonton barisan itu :
“Berhati-hatilah. Kalian bergerak ke arah yang salah. Ini jalan buntu.”
Orang yang berbaris itu berhenti …. cemas …. “ Mungkinkah hal ini terjadi?”. Mereka bepikir, dan melihat, lalu menuju ke depan, tinggi dan megah, pemimpin mereka yang gagah terus berjalan.
Pasti ia menuju ke jalan yang benar, pikir mereka. “Lihatlah, bagaimana ia melangkah! Betapa tingginya ia berdiri. Sudah pasti itu benar!”
…. dan merekapun terus berjalan.
Pemimpin yang gagah itu berhenti sebentar … cemas … “Tetapi apakah ini mungkin?” sambil berpikir ia menoleh ke belakang.
“Saya pasti menuju ke jalan yang benar,” ia berpikir sebentar, lalu: “Lihat betapa banyaknya pengikut saya. Saya pastilah berada di jalan yang benar.”
…. dan dia terus berjalan ……

f.     Yang Harus Dimiliki seorang Pemimpin :

1.    Motivation
Pengendalian, tenaga, inisiatif, keberanian dan kesanggupan “memulai dari diri sendiri” dan pendirian yang tetap serta keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu.
2.    Power of 4 kinds
a.    Leader Power
Inside [skill] :
o Decision making

Dalam melaksanakan pengambilan keputusan dapat dilakukan berbagai macam pendekatan salah satunya adalah :
1. Definisikan masalah
2. Tentukan batasan untuk masalah
3. Tentukan prosedur untuk pemecahan masalah
4. Tentukan siapa yang harus memecahkan masalah
5. Mendapatkan pemecahan masalah (Diterima / Dikembalikan)
6. Tentukan siapa yang harus melaksanakan pemecahan masalah dan kapan
7. Tentukan siapa yang mengkontrol pelaksanaan pemecahan masalah
8. Terima hasil pengkontrolan pelaksanaan
9. Bila pemecahan masalah tidak berhasil cari solusi terbaik lainnya dan lanjutkan dari langkah 6
o Bersikap adil
o Bertanggung jawab
o Dapat dipercaya
o Aligning (mampu mengorganisir dengan rapi)
b.     Goal Power [vision]
Visi adalah pandangan yang menggambarkan :
· Kemana anda akan menuju
· Bagaimana
· Dan apa yang akan anda lakukan
Parameter visi
· Focus
· Jelas, lugas
· Mudah dicapai [bukan berarti tanpa tantangan]
Langkah pencapaian visi adalah dengan menetapkan sasaran
Parameter sasaran : SMART
Dalam mencapai visi kita maka visi tersebut harus permanen [sehingga arahnya tidak berubah ubah] sedangkan sasarannya dapat berubah-ubah [“Banyak jalan menuju Roma”]
Tugas : minta setiap peserta membuat contoh visi dan sasarannya masing-masing jika mereka mendapat jabatan kepemimpinan tertentu (ketua bidang atau ketua kepanitiaan misalnya)
c.    Follower Power
Needs of followers [based on Maslow’s need hierarchy] :
a. physical needs [house, food, clothes]
b. safety [security]
c. social [has friends, accepted]
d. ego [has status, is viewed with esteem]
e. self actualization [opportunity to realize full potential]
Untuk mendapatkan pengikut maka pemimpin harus dapat menarik perhatian mereka. Hal yang menarik perhatian pengikut antara lain :
(1) confidence [rasa percaya diri seorang pemimpin]
(2) creativity [kreativitas yang tinggi dari seorang pemimpin dalam penentuan langkah]
(3) caring [tidak ada orang yang tidak penting]
(4) consideration [memperlakukan orang sesuai dengan apa yang orang tersebut harapkan dan seorang pemimpin membantunya menjadi sesuatu yang ia capable didalamnya]
Managerial leadership power adalah keadaan termotivasi secara personal untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai suatu tujuan:
o Bagaimana cara mendapatkannya
§ Dengan kreasi motivasi dari dalam dirinya
§ Dengan inspirasi yang berasal dari luar dirinya
o Tujuannya
Untuk membakar rasa enthusiasm diantara orang-orang dalam organisasi dan mempengaruhi mereka untuk menjadi tertarik dengan kontribusi personal mereka dalam pencapaian tujuan organisasi
d.     Communicatioin Power
“a leader must be able to get his message across to those who would follow”
Communication skill
a. dapat menjelaskan secara jelas tujuan ataupun visi mereka kepada pengikut mereka
b. empowering [memaksimalkan potensi, bakat dan energi serta kontribusi pengikut]
c. modeling [membangun rasa kepercayaan diantara pengikut dan semua]
d. dapat memecahkan problem yang terjadi

g.    Prinsip-prinsip dasar operasional kepemimpinan Islam

  1. Musyawarah
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan-nya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari Rezki yang Kami Berikan kepada mereka.” (QS. Asy Syu’ara 42:38)
Pelaksanaan musyawarah memungkinkan anggota turut serta dalam proses pembuatan keputusan. Pada saat yang sama musyawarah berfungsi sebagai tempat mengawasi tingkah laku pemimpin jika menyimpang dari tujuan umum kelompok.
Tentu saja pemimpin tidak wajib melakukan musyawarah untuk setiap masalah. Masalah rutin hendaknya ditanggulangi secara ber-beda dengan masalah yang menyangkut pembuatan kebijaksanaan. Apa yang rutin dan apa yang tidak harus dirumuskan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan ukuran, kebutuhan, sumber daya manusia dan lingkungan yang ada. Secara umum, petunjuk berikut ini dapat membantu untuk menjelaskan lingkup musyawarah :
· Urusan-urusan administratif dan eksekutif diserahkan kepada pemimpin
· Persoalan yang membutuhkan keputusan segera harus ditangani oleh pemimpin dan disajikan kepada kelompok untuk ditinjau dalam pertemuan berikutnya
· Anggota kelompok atau wakil mereka harus mampu memeriksa ulang dan menanyakan tindakan pemimpin secara bebas tanpa rasa segan dan malu
· Kebijaksanaan yang hendak diambil, sasaran jangka panjang yang direncanakan dan keputusan penting yang harus diambil para wakil terpilih diputuskan dengan cara musyawarah. Masalah ini tidak boleh diputuskan oleh pemimpin seorang diri.
  1. Adil
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan (mengembalikan) amanat kepada yang berhak (ahlinya).” (QS. An-Nisa’ 4:58)
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berbuat yang tidak adi. Beraku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Maidah 5:8)
  1. Kebebasan Berpikir
Pemimpin Islam hendaklah memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok untuk dapat mengemukakan kritiknya secara konstruktif, menciptakan suasana kebebasan berpikir dan pertuka-ran gagasan yang sehat dan bebas, saling menasehati satu sama lain sedemikian rupa, sehingga para pengikutnya merasa senang mendiskusikan persoalan yang menjadi kepentingan bersama.
SIKAP KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari-hari karakteristik atau sifat pemimpin. Pada  umumnya dipengaruhi oleh keyakinan, ilmu, dan lingkungan  pergaulan dari pemimpin yang bersangkutan. Secara umum, kepmimpinan ditinjau dari sistem pelaksanaannya, dapat dikategorikan menjadi:
1.     Kepemimpinan Otoriter
         Sifat Kepemimpinan  otoriter ini, sistemnya dijalankan dengan satu komando yang bersifat kesewenang-wenagan tergantung dari keinginan pemimpin yang mengutamakan kepentingan pribadinya di atas segala-galanya.
2       Kepemimpinan Sosialis
         Kepemimpinan jenis ini dijalankan dengan sistem yang mengutakan kepentingan kolektif  dan semua diataur dan dikuasai negera.
3.     Kepemimpinan Liberalis
         Sistem  ini dijalankan dengan cara menjunjung tinggi kepentingan individual dengan dasar kebebasan dan kesejahtreaan pribadi difasislitasi oleh negara yang cenderung berlebih-lebihan.
4.     Kepemimpinan Demokratis
         Sistem kepemimpinan demokratis ini dijalankan dengan cara musyawarah mufakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan hukum yang berlaku tanpa menekankan pada persoalan kolektif atau individu.
Sedangkan ditinjau dari empat faktor demensi pelaksanaannya, kepemimpinan bersifat atau berciri sesuai masing-masing dimensi sebegai berikut: 
1.     Kepemimpinan Stuktural
·           Cepat mengambil kepeutusan yang mendesak;
·           Melaksanakan pendelegasian yang jelas kepada para anggota staf;
·           Menekankan kepada hasil dantujuan organisasi;
·           Mengembangkan pandangan organisasi yang kohesif untuk pengambilan keputusan;
·           Memantau penerapan keputusan;dan
·           Memperkuat relasi yang positif dengan pemerintah ataupun masyarakat setempat.
2.     Kepemimpinan Fasilitatif, dengan indikasi:
·           Menguasahakandan menyediakan sumber-sumber yang diperlukan;
·           Menetapkan dan memperkuat kembali kebijakan organisasi;
·           Menekan atau memperkecil kertas kerja yang birokratis;
·           Memberikan saran atas masalah kerja yang terkait;
·           Membuat jadual kegiatan;dan
·           Membantu pekerjaan agar dilaksanakan. 
3.     Kepemimpinan Suportif, meliputi:
·           Memberikan dorongan dan penghargaan atas usaha orang lain;
·           Menunjukkan keramahan dan kemampuan untuk melkukan pendekatan;
·           Mempercayai orang lain dengan pendelegasian tanggung jawab;
·           Memberikan ganjaran atas usahaperseorangan; dan
·           Meningkatkan moral /semagat staf.
4.     Kepemimpinan Parsitipatif, perilaku kepemimpinan dengan tanda-tanda:
·           Pendekan akan berbagai persoalan dengan pikiran terbuka;
·           Mau dan bersedia memperbaiki posisi-posisi yang telah terbentuk;
·           Mencari masukan dan nasihat yang menetukan;
·           Membantu perkembangan kepemimpinan yang posisional dan kepemimpinan yang sedang tumbuh;
·           Bekerja secara aktif dengan perseorangan atau kelompok; dan
·           Melibatkan orang lain secara tepat dalam pengambilan keputusan.
Adapun sifat-sifat Kepemimpinan dalam Islam menurut Allah S.W.T dalam Al-Quran.Surat: Al-Ahzab 33:21- yang artinya:
 “Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan suri teladan yang indah bagi orang-orang mengharapakan (rahmat Allah), dan (keselamatan) hari terakhir, serta banyak mengingat Allah.”
Pada Surat Ali’Imran 3:159 Allah SWT berfirman yang artinya:
“Adalah karena rahmat dari Allah kau berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kau kejam dan berhati kasar, tentulah mereka menjauh dari lingkunganmu. Maka maafkanlah mereka mohonlah ampun bagi mereka. Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam (segala) urusan. Jika kemuadian kamu mengambil keputusan tawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang tawakal”   
 Sementara  kepemimpinan menurut Sabdah  Rasulullah yang diriwayat-kan dalam (HR Bukhari Muslim) yang artinya:   
“Hendaklah kamu berpegang kepada kebenaran, karena sesunnguhnya kebenaran itu memimpin kepada kebaktian, dan kebaktian itu membawa ke surga (kebahagiaan); dan hendak tetap seseorang itu bersifat benar dan memiliki kebenaran hingga dia tertulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar (siddiq); dan hendaklah kamu jauhi kedustaan karena sesungguhnya kedustaan itu memimpin kepada kedurhhakaan, dan kedurhakaan membbawa ke neraka (kehancuran); dan janganlah seseorang tetap berdusta dan memilih kedustaan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta .”   
  Berdasar dari tiga alasan di atas dikemukakan bahwa sipat medasar Kepemimpinan dalam Islan adalah musyawarah dan kebenaran yang tidak pernah menyatu dengan kebohongan  sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam kehidupannya. Rasulullah Muhammad saw adalah orang patut diteladani karena senantiasa jujur dan benar dalam setiap gerak geriknya. Di samping itu, Rasulullah saw juga termasuk orang yang tawadhu, pelindung, penyayang, bersahabat, tegas membela  orang-orang tertindas dan berani sesuai perinsip kebenaran. Bukti keberanian dan ketegasan Rasulullah s.a.w.sebagaimana pada uraian berikut:
Sesungguhnya pemimpin umat Islam itu–bukan saja. mengatur taktik dan strategi sebagai Panglima atau Jeneral– Rasulullah s.a.w bahkan sering maju kebarisan dapan berhadapan langsung dengan musuh.
                Saiyidina Ali bin Abu Talib r.a. adalah pahlawan yang selalu ikut berperang disamping Rasulullah s.a.w. Beliau pernah menceritakan betapa beraninya Rasulullah di dalam suatu peperangan, katanya: "Baginda sangat berani mendekati kubu-kubu pertahanan musuh. Sewaktu tentara Islam menghadapi tantangan dalam peperangan Hunain dan banyak pejuang-pejuang Islam yang lari, baginda sendiri tidak keluar dari barisan pertahanan bahkan mengatur arahan dari atas kuda di tengah-tengah serbuan musuh. Akhirnya baginda berhasil mengumpulkan pasukan yang terpecah-belah itu untuk meneruskan perlawanan."
                Sewaktu tentara Islam terkepung dalam peperangan Uhud, Rasulullah s.a.w. sendiri mendapat luka, sahabat serta musuhnya menyangka baginda sudah tewas. Maka pada saat-saat yang mencemaskan itu, baginda memaksa dirinya tampil ke depan seraya berseru: "Di sini Muhammad! Rasulullah! Aku masih hidup!."
                Pernah pada suatu malam penduduk kota Madinah menjadi gempar sebab terdengar bunyi riuh-rendah musuh yang cuba menyerang kota Madinah. Pasukan tentera Islam segera berkejar ke tempat tersebut dan mendapati Rasulullah s.a.w. telah berada lebih dahulu di situ. Baginda berkata kepada pasukan yang datang itu: "Musuh telah lari, keadaan telah aman, mari kita pulang." 
Kesimpulan kepemimpinan Islam dibangun dengan prinsip kebenaran yang diemban sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Khaliq Penguasa Alam Semesta di akhirat yang kekal abadi.
Sebagai pengurus OSIS seharusnya menjadikan kebenaran sebagai dasar perilaku yang diaplikasikan kepada 19 butir perilaku organisasi sebagai berikut:

Butir perilaku
Butir perilaku
berorientasi pada tugas,
bertenggang rasa,
membangkitkan kepercayaan,
menghargai dan memberi pengakuan,
memberikan imbalan,
melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan,
memberikan delegasi wewenang,
bersedia memberikan klasifikasi terhadap bawahan,
menetapkan tujuan,
memberikan pelatihan,

menyebarkan informasi,
melibatkan bawahan dalam pemecahan masalah,
mampu merencakan,
melakukan koordinasi,
mengusahakan fasilitas kerja,
menciptakan suasana kerja sama,
berfungsi sebagai wakil organisasi,
mampu mengendalikan konflik,
selalu memberikan pendapat dan kritik.

Secara idealitas seorang organisator atau fungsionaris sebuah organisasi seharusnya mengacu pada 19 butir perilaku di atas dalam menjalankan amanah organisasi yang diembannya selama periode kepengurusannya. Bahkan dalam berbagai aktivitas kesehariannya hendaknya senantiasa mereka mengaplikasikan butir-butir itu dengan baik dan jujur yang didasari keikhlasan.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepemimpinan :
Pertama : Mengenal dakwah
Pemimpin harus memahami dengan baik seluk beluknya yang bersifat ideology, doktrin dan organisasi serta menekuni kegiatan-kegiatannya dan menghayati segala aktivitas dan sepak terjangnya.
Pertanggungjawaban kepemimpinan sungguh menuntut dari tokohnya hubungan yang terus menerus dengan bawahan serta mengenal berbagai pandangan dan problema mereka termasuk penghayatan dan mempelajari pengalaman yang berguna bagi kedua belah pihak.
Kedua : Mengenal diri sendiri
Yaitu mengenal titik-titik kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, ia harus :
· Mengakui & menyadari titik-titik kelemahan yang ada padanya serta berusaha memperkuatnya.
· Menemukan titik-titik kekuatan yang ada padanya serta berusaha pula memanfaatkan dan mengembangkannya.
· Berambisi mengembangkan pengetahuan umum dan menelaah berbagai obyek, pandangan dan pemikiran-pemikiran politik, social, ekonomi, dst.
· Mempunyai perhatian untuk mengkaji dan mempelajari berbagai tokoh pemimpin kaum Muslimin dan lainnya serta mengenal berbagai metode dan gaya kepeimpinan mereka demikian juga berbagai sarana dan factor kesuksesan dan kegagalan mereka.
Ketiga : Pengayoman yang kontinu/ Perhatian penuh
Keterlibatan seorang pemimpin dalam mengawasi aktifitas individu-individu mengenal mereka dengan baik, menghayati ihwal dan kedudukan mereka secara khusus ataupun secara umum, kebersamaan dalam suka duka dan berusaha memecahkan segala problema mereka… Semua itu membantu memantapkan mereka dan memperteguh kepercayaan mereka, selanjutnya dapat memanfaatkan tenaga mereka dengan baik.
Keempat : Teladan yang baik
Tingkah laku, kegiatan vitalitas dan mobilitas, akhlak, perkataan dan aktifitas-aktifitas serta karya seorang pemimpin mempunyai dampak aktif terhadap seluruh jama’ahnya.
Kelima : Pandangan yang tajam
Kemampuan seorang pemimpin melakukan penilaian dengan cepat dan tepat bagi berbagai keadaan dan memberikan keputusan yang tepat dalam bermacam-macam ihwal dan situasi kondisi, niscaya akan mengokohkan kepercayaan dan penghargaan para individu.
Keragu-raguan, ketertutupan, kebingungan dan kerancuan dapat pula menciptakan kevakuman dan kelemahan kepercayaan serta melenyapkan disiplin.
Keenam : Kemauan yang kuat
Dimana dengan itu ia dapat mengatasi kesulitan dan menyelesaikan problema serta melewati liku-liku perjalanan.
Ketujuh : Kharisma kepribadian yang fitrah
Hal ini adalah sifat karakteristik bakat yang jika terdapat pada seorang pemimpin, ia akan mampu mempesona hati tanpa kesulitan. Unsur ini termasuk unsur yang paling kuat dalam membentuk pribadi pemimpin.
Kedelapan : Optimisme
Seorang pemimpin sepatutnya selalu diliputi cita-cita dan jiwa yang bersih serta lapang dada; tanpa memalingkannya dari sikap mawas diri.
Keputus-asaan merupakan salah satu factor yang berbahaya diantara faktor-faktor penyebab keruntuhan dan kehancuran dalam kehidupan individu dan jama’ah.
Jika pemimpin menjadi kendor dan putus asa, barisannya pun akan mengalami kekendoran dan keputus-saan. Jika pemimpin tangguh dihadapan berbagai tantangan, maka jiwa optimis dan maju akan meresap ke dalam setiap individu dan pasukan.
Di antara contoh kelemahan pemimpin adalah peristiwa dimana seorang penanggung jawab dari salah satu jamaah Islam merasa kecil hati terhadap para pasukan (anggotanya) jika mereka dirasa sudah melampauinya di bidang ilmu pengetahuan, kualifikasi organisasi, pendidikan, atau lain sebagainya. Hal demikian berakhir dengan melepaskan mereka, dan amal keislaman mereka dicukupkan dengan mendidik para pemula saja tiada lain.

Mentalitas Dasar Kader ROHANI

1.    Kemampuan sebagai motor (Mandiri dan proaktif)
Ia harus mampu menggerakkan teman-temannya untuk bekerja disamping iapun ikut bekerja.
Ia bisa mengajak teman-temannya untuk berunding dalam rapat.
Ia bisa memimpin teman-temannya dengan cemerlang.
Pada saat teman-temannya malas untuk bekerja ia harus kreatif untuk memanasi teman-temannya untuk bekerja.
Pada saat yang lain tidak berani mencoba maka ia harus berani mencoba hal baru yang diyakininya. Inilah jiwa kepeloporan.
Intinya seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi teman-temannya, menggerakkan teman-temannya agar bekerja untuk mencapai suatu tujuan dan dia juga harus mampu untuk senantiasa mempersatukan teman-temannya.
2.    Kemampuan problem solving, kreatif dan inovatif
Sebagian orang bertindak bebas dan kreatif dalam berfikir. Mereka mempunyai “idea sendiri”. Mereka menganalisa dan menafsirkan, menciptakan sesuatu yang baru, menulis dan mengajukan cara untuk melaksanakan sesuatu. Sebagian lainnya tidak demikian aslinya, tetapi mencoba memahami apa yang dilakukan oleh orang lain sebelum mencobanya sendiri. Ada orang yang keaslian pemikirannya luar biasa, ada yang lebih kreatif daripada orang biasa, ada yang keasliannya sama seperti orang lain, ada yang lebih cenderung untuk bergantung kepada orang lain untuk mendapatkan buah fikiran dan tingkat terbawah ada yang tidak menunjukkan kecenderungan untuk menghasilkan buah fikiran sendiri.
Seorang pemimpin dituntut memiliki keaslian pemikiran yang luar biasa, dia harus kreatif dan dia harus memiliki kemampuan problem solving yang baik.
Tugas seorang pemimpin terutama adalah memecahkan masalah. Dan ia tidak bisa hanya berkutat dipemecahan yang tradisional. Ia harus senantiasa mengeluarkan ide-ide baru yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
Ia harus selalu penuh inisiatif dan berkemampuan kreatif serta selalu berupaya maksimal menemukan hal-hal terbaru yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat.
3.    Tanggung jawab dan amanah (handal)
Sebagian orang dapat membangkitkan kepercayaan yang begitu besar dalam diri orang lain. Mereka dianggap terpercaya dalam setiap keadaan, dan orang biasanya mempunyai rasa hormat yang besar terhadap integritas mereka. Sebaliknya terdapat pula orang yang sama sekali tidak patut, tidak bisa dipercaya dan dijadikan tempat bergantung. Dalam hal ini seseorang dapat berada pada tingkatan :
- Sangat dihargai dan dipercaya
- Reputasinya baik (dapat dipercaya)
- Dapat dipercaya seperti kebanyakan orang
- Kadang-kadang kurang dapat dipercaya
- Tidak mempunyai reputasi yang baik untuk dapat dipercaya
Dalam ROHANI salah satu kepercayaan dilahirkan dari tingkat kerajinan menghadiri kegiatan dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Orang-orang yang jarang menghadiri mentoring maka padanya kita akan menyangsikan sifat amanahnya dan padanya tidak layak dipercayakan suatu amanah. Karena itu tingkatkan kepercayaan orang lain pada diri kita. Ingat, Rasul diberi gelar sebagai Al Amin.
Seorang kader harus benar-benar dapat dipercaya dan diandalkan dalam menjalankan tugas, perintah atau amanah, dan sangat diyakini akan melaksanakannya dengan optimal, maksimal dan bertanggung jawab penuh.
4.     Kharisma dan akhlak
Ada sebagian orang lebih disukai oleh para pengikutnya daripada yang lain. Adapula yang menampilkan kesan yang tidak baik mengenai dirinya kepada orang-orang yang ditemuinya. Seorang yang mempunyai kepribadian karismatik biasanya diterima oleh berbagai kalangan dan mempunyai banyak kenalan. Sebaliknya kepribadian yang tidak popular sukar diterima oleh orang lain sering kali diabaikan dan dihindari. Dalam hal ini seseorang dapat berada pada tingkatan :
- Salah seorang pribadi yang paling disukai dalam masyarakat
- Pribadi yang cukup populer
- Sederhana, diterima, tidak begitu menonjol
- Tdk begitu baik seperti kebanyakan orang dalam kedudukan sosial
- Amat tidak disukai banyak orang
Guna memperoleh kharisma yang baik, pada intinya seseorang dituntut untuk memiliki akhlak yang baik pada orang lain dan mampu menampilkan keimanannya yang dilahirkan dari ibadah dan amal shaleh yang senantiasa dilakukannya. Milikilah akhlak yang mulia dan tingkatkanlah ibadah dan amal shaleh kita. Banyak-banyaklah bergaul dengan masyarakat luas.
5.    Aktif melakukan amal shaleh dan Ibadah
Santapan-santapan ruhaniah sehari-hari merupakan suatu keharusan dan tidak boleh tidak bagi seorang Muslim. Santapan ini terwujudkan dengan menegakkan kewajiban sehari-hari dan dengan melaksanakan hal-hal sunnah yang memungkinkan secara kontinu sesuai dengan kadar yang bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruhani sebagai sanatapan dan obatnya, serta bisa menjadikan seorang Muslim berada dalam kondisi pendakian (ruhani) yang abadi.
Program atau kegiatan dalam latihan itu hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga sasaran ruhaniyahnya menjadi tinggi. Latihan-latihan ruhani semcam ini mampu meninggikan derajat ruhani manusia dan mampu memindahkan hati dari suatu kondisi ruhaiah ke kondisi ruhaniah yang lain.
6.    Wawasan dan visi (syariat, dakwah, keorganisasian,Rohani)
Salah satu keunggulan seorang kader adalah dalam hal wawasannya yang lebih luas dan lebih mendalam dibandingkan orang-orang awam.
Seorang kader juga dituntut untuk memahami benar visi perjuangannya, dia tidak boleh hanya asal bekerja tanpa memahami hakikat tujuan pekerjaannya itu.
Pemahaman akan wawasan Dienul Islam dan visi inipun melahirkan prinsip dalam dirinya sehingga tidak asal-asalan mengikuti suatu kebudayaan atau suatu pemahaman.
7.    Mental dan pengorbanan
Modal utama seorang pemimpin adalah kesanggupan mental untuk menjadi pemimpin dan kesediaan pengorbanan, baik waktu, harta, maupun jiwa. Karena itu Tidak mesti seorang pemimpin mempunyai kecerdasan yang luar biasa.
8.    Disiplin waktu
Menjaga agar selalu tepat waktu adalah kehormatan. Selalu untuk tepat waktu, karena kalau tidak tepat waktu akan jatuhlah harga diri kita. Jangan pernah terlambat walaupun sedetik, karena sama saja terlambat semenit atau sejam. Terlambat adalah terlambat.
Dan jika kita terlambat, kita telah mendzalimi orang-orang yang menunggu kita!
9.    Disiplin kualitas tugas dan prestatif
Dalam etos kerjanya selalu penuh semangat menggebu dan menggelora naluri berbuat dan berkarya. Sama sekali tidak kenal malas dan lelah.
Tindakannya sekecil apapun selalu diupayakan bernilai manfaat yang tinggi dan luas serta sangat terhindar dari aneka bentuk kesia-siaan.
Baginya berkarya tidak hanya sesuai target bahkan kalau bisa lebih baik daripada target. Dia selalu memiliki naluri senang, bahagia dan puas melakukan yang terbaik, tidak mengenal setengah-setengah.
10.  Gesit, sigap, tangkas dan terampil serta fisik yang prima
Memiliki kondisi fisik yang terlatih dengan baik sehingga memiliki sikap dan gerakan tubuh terasa ringan, tangkas, sigap, gesit terlatih dan terampil.
Gerakan yang lamban dan lesu, disamping akan memboroskan waktu juga akan membuat orang lain dongkol.
Kegesitan dapat dilatih secara fisik dengan aturan yang baik dan teratur.
Hal ini akan membuat stamina tubuh meningkat dan mempengaruhi ketangkasan seseorang dalam bertugas, yang tentu ujungnya akan lebih menambah kualitas pekerjaan.
11.   Aktif dalam kegiatan
Dengan bersikap aktif pertama akan membantu diri kita untuk memahami apa yang tengah diberikan kepada kita dan kedua merupakan tanda bagi orang lain bahwa kita merespon mereka.
Seorang kader dalam belajar harus banyak menjawab dan bertanya. Dalam kegiatan di lapangan ia harus berusaha menjadi yang terbaik! Ia banyak mencoba, menjawab, gesit, terampil, dll.
Pasif adalah diam, membiarkan orang lain saja yang melakukan.
12.   Aktif melakukan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar
Dilahirkan dari pemahamannya akan tanggung jawabnya dalam dakwah dan menyadari bahwa kehidupannya harus dicurahkan pada Islam, maka ia tidak akan pernah diam dari berdakwah. Setiap kesempatan yang ada akan ia maksimalkan untuk berdakwah. Setiap kemungkaran yang terjadi akan memanggil hatinya untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Kesemua itu dilandasi niatnya mencari keridhoan Allah SWT semata-mata.
13.  Kesetiakawanan
Seorang kader tidak pernah membiarkan sahabatnya bekerja sendirian. Ia melaksankan hak sahabatnya darinya. Ia menjawab salam, ia mendatangi undangan, ia mendo’akan sahabatnya, ia memberikan nasihat jika diminta, ia tidak menghinakan sahabatnya, tidak menipu, dan tidak mendzaliminya. Ia ikut bersyukur atas kebahagiaan sahabatnya dan ia ikut menanggung beban derita sahabatnya. Ia lebih senang bersama sahabatnya untuk membantu menyelesaikan urusannya daripada beribadah sunnat. Ia tidak bersangka buruk pada sahabatnya. Ia tidak mendengki, tidak membenci, tidak memberi nama jelek, tidak menghina, tidak merusak harta dan kehormatannya. Ia menolong, membela, menutup aib, meringankan kesukarannya, memenuhi hajatnya, menghormati dan menyayanginya dan ia menolak orang yang mengghibah sahabatnya.
“Dari Nu’man bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang-orang Mu’min dalam saling menyayangi, saling mengasihi dan saling menyintai, laksana satu tubuh, apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya merasa terganggu, seperti terkena demam dan tidak bisa tidur.”(HR Muslim)
14.  Kedewasaan
Pemimpin yang berhasil bebas dari sifat kekanak-kanakan; sikap dan tingkah lakunya adalah pola sikap dan tingkah laku seorang dewasa yang matang dan bertanggungjawab. Dia adalah pribadi yang secara kejiwaan mantap dan mewakili kemantapan jiwanya kepada para pengikutnya. Ciri-ciri kedewasaan : menerima diri sendiri, menghargai orang lain (menghargai apa adanya), mempunyai proporsi yang seimbang (tidak hanya memikirkan diri sendiri), bertanggung jawab, percaya diri, sabar & tidak terburu-buru, tabah & ulet, mampu membuat keputusan, kepribadian terpadu, senang bekerja, berprinsip kuat, memiliki rasa humor.
15.  Bersemangat dan energik (Pekerja keras)
Seorang kader harus selalu memperhitungkan pemanfaatan detik yang dilaluinya dengan amat cermat dan maksimal untuk menjadi lading pengabdian terbaiknya kepada ALLAH SWT.
Akhirnya ia benar-benar menjadi seorang yang terus menerus bergelora semangat juangnya untuk mengisi setiap detik yang dimilikinya dengan amal-amal dan karya terbaiknya.
Semua dilakukan dengan niat setulus-tulusnya, tanpa kenal lelah.
Baginya rizki terbesarnya adalah dituntun dan diberi kemampuan oleh ALLAH untuk dapat melakukan amal terbaiknya dengan ikhlas bukan hanya masalah imbalan dan balasan.
16.  Kemampuan analisa dan kritis (kemampuan planning)
Seorang kader harus memiliki kemampuan untuk menganalisa situasi, kondisi, potensi dan masalah lingkungan di sekitarnya dalam bentuk dan sekala apapun, sehingga dapat membuat perencanaan dan tindakan timbal balik yang positip, memberi manfaat maksimal bagi lingkungan dan mengambil manfaat yang optimal dari lingkungannya.
17.  Berani
Berani untuk mencoba sesuatu yang baru. Berani salah dalam belajar. Berani menghadapi rasa takut untuk tetap menegakkan apa yang diyakini. Berani mengambil resiko. Tetapi bukan berani nekad.
18.  Kemampuan komunikasi dan jiwa sosial
Sebagian orang dapat menarik perhatian orang lain dan menyampaikan pendapatnya dengan jelas dan spontan sewaktu berbicara. Sebaliknya ada orang yang tidak jelas cara berbicaranya, gagap dan tidak efektif. Dalam masalah ini, seseorang dapat berada pada tingkatan :
- Seorang orator yang luar biasa
- Diatas rata-rata dalam menyampaikan buah pikiran
- Lebih kurang sama dengan kebanyakan orang
- Kemampuan berbicara kurang baik
- Kelemahannya dalam berbicara sangat jelas
Seseorang dapat menduduki posisi kepemimpinan bukan karena kebi-jaksanaan & kepemimpinannya, tetapi karena cara dia menyampaikan sesuatu.
19.   “Kenakalan”
Terutama masalah kemudahan aksesnya pada orang tua untuk izin keluar rumah atau menginap.
20.  Mau berkomitmen kepada ROHANI-42443
Setiap perjuangan menuntut adanya komitmen dari setiap pelakunya. Tidak ada perjuangan tanpa komitmen. Dan Islam menuntut adanya komitmen dari diri kaum Muslimin, apalagi komitmen dalam amal jama’i. Yang dituntut dari komitmen terutama adalah :
1.    Keterikatan (Kesepakatan dari diri anggota untuk bersedia menu-naikan kewajiban-kewajibannya selaku anggota)
2.    Keseriusan (Anggota menyadari bagaimana ia harus memprioritaskan dakwah ini)
3.    Kesinambungan (Ikatan tidak putus karena berubahnya suatu kondisi)