METODE PERSIDANGAN
1.
PENGERTIAN.
Sidang adalah Forum formal Penyelesaian
masalah. Metode
berarti cara/teknik. Sedangkan persidangan adalah
Pelaksanaan sidang (forum formal penyelesaian masalah). Jadi pengertian
metode persidangan adalah Tata cara atau teknik menjalankan mekanisme
sidang. Dalam membahas metode persidangan, kita tidak hanya
membicarakan tentang bentuk persidangan / model forum, namun juga kita harus mengetahui
macam-macam persidangan, antara lain:
- Diskusi adalah jalan mencari solusi
- Debat adalah saling mempertahankan pendapat
3.
Ceramah
adalah pendapat yang disampaikan seseorang berdasarkan referensi dari buku
maupun pemahaman sendiri yang bersifat:
- Menarik simpati (menarik perhatian orang banyak)
- Doktrin (meyakinkan orang lain terhadap pendapat atau pemahaman yang kita bawa)
- Dogamatis (menjelaskan pemahaman agar orang lain menerima secara langsung dan tidak melakukan pertimbangan terhadap apa yang kita sampaikan )
2.
UNSUR PERSIDANGAN.
1.
Pimpinan sidang adalah stering commite yang dimandatir atau presidium
sidang yang dipilih di dalam forum (yang mengarahkan jalannya persidangan).
2.
Peserta sidang adalah anggota inti organisasi sebagai peserta penuh dan
para undangan dan partisipan (yang mengikuti jalannya persidangan)
3.
Tata tertib (Tatib) yang menjadi acuan dalam menjalankan persidangan.
3.
ALAT-ALAT PERSIDANGAN.
1.
Palu
(yang digunakan oleh pimpinan sidang)
- Buku,pulpen,spidol (yang digunakan oleh notulen)
- Papan (kalau dibutuhkan)
- Meja (kalau dibutuhkan)
5.
Dll. Yang dibutuhkan
4.
MACAM-MACAM SIDANG.
- Sidang komisi adalah sidang untuk merancang dan membahas secara internal program yang akan di usulkan dalam satu periode kepengurusan organisasi.
- Sidang pleno adalah sidang yang dihadiri oleh peserta penuh untuk mendengarkan, membahas dan mengesahkan program yang telah disepakati bersama.
5.
ISTILAH DALAM PERSIDANGAN.
1.
Skorsing adalah menunda persidangan dengan ada ketetapan waktu
(sampai waktu tertentu)
2.
Pending adalah
menunda persidangan dengan tidak ada ketetapan waktu
3.
Wolk out
adalah mengusir peserta sidang secara paksa dari ruang persidangan berdasarkan
pada tatib persidangan.
4.
Voting
adalah pengambilan keputusan berdasarkan pada suara terbanyak
5.
Aklamasi
adalah musyawarah untuk mufakat (pengambilan keputusan tidak berdasarkan
pada pemilihan)
6.
Interupsi adalah memotong pembicaraan orang lain yang tidak sesuai
dengan pembahasan untuk diluruskan tanpa melalui persetujuan dari pimpinan
sidang.
7.
Peninjauan kembali (P.K) adalah melihat kembali sesuatu hal
yang sudah dilewati karena masih ada hal yang tidak sesuai sehingga akan
ditambah ataupun dikurangi demi penyempurnaan hal tersebut.
8.
Quorum
adalah dinyatakan syah.
9.
Prosidang, yaitu hasil ketetapan
sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).
10.
Konsideran, yaitu proses menimbang
dalam menetapkan putusan sidang.
6.
KETUKAN PALU SIDANG.
a.
Tata
tertib penggunaan palu sidang.
- Tiga kali ketukan (untuk membuka dan menutup persidangan, dan mengesahkan setiap agenda acara yang sudah disepakati bersama)
- Dua kali ketukan (untuk skorsing sidang, pending dan peninjauan kembali)
- Satu kali ketukan (untuk mengalihkan palu sidang dan pengambilan keputusan sementara)
Untuk penjelasan teknis lebih rinci penggunaan palu
siding diuraikan sebagai berikut:
·
Satu kali untuk :
o
Skor sidang dan membuka kembali.

o Skor selama 1 x 15 menit.
o Menetapkan keputusan
sementara.
o mengukuhkan kesepakatan
·
Dua kali untuk :
o Skors selama 2 x 15 menit.
o Mencabut skor kembali.
o pertukaran pimpinan sidang.
·
Tiga kali untuk :
o Membuka dan menutup sidang
secara resmi.
o Membuka dan menutup acara
secara resmi.
o Menetapkan keputusan akhir.
·
Berkali-kali:
o
Untuk menenangkan peserta sidang atau meminta
peserta memperhatikan jalannya sidang.
b.
Teknik ‘Penggunaan Palu dalam’ Persidangan
·
Pembukaan sidang dimulai dengan
ketukan palu 1 x dengan ucapan bismillarrahmanirrahim, sidang …. saya
buka;
·
Sidang diskors: dengan
ucapan Bismillah…. (Alhamduliahi………..jika pimpinan sidang merasa terlepas dari
beban sidang) sidang saya skors selama…..menit/jam. sambil mengetuk
palu 1 x;
·
Skorsing sidang dicabut: Dengan
ucapan bismillah……… skors sidang saya cabut, sambil mengetuk palu 1
x;
·
Menetapkan hasil sidang: Dengan
mengucapkan alhamudillah saya tetapkan sidang sebagai berikut ………….
seraya mengetuk palu 3 x;
·
Menutup Sidang: Dengan
mengucapkan Alhamdulillah sidang ………… saya tutup, seraya mengetuk
palu 1 kali.
Keterangan:
- Pengalihan palu sidang adalah memberikan wewenang kepada pimpinan sidang baru untuk mengarahkan jalannya persidangan selanjutnya.
- Pengambilan keputusan sementara adalah keputusan yang disepakati bersama yang masih bisa ditinjau kembali
- Pengesahan adalah titik final dari keputusan yang tidak bisa ditinjau kembali karena sudah memenuhi keinginan forum
- Membuka persidangan dan menutup persidangan yang dimaksud adalah bukan pada acara ceremonial yang dipandu oleh Master Ceremonial (MC)
7.
Jenis-Jenis
Sidang
Ada
beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:
1.
Sidang
Pleno
a.
Sidang
pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
b.
Sidang
Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
c.
Sidang
Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan.
2.
Sidang
komisi
a.
Sidang
komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
b.
Anggota
masing-masing komisi adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang ditentukan
oleh Sidang Pleno;
c.
Sidang
Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi;
d.
Pimpinan
Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut;
e.
Sidang
Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan.
8.
Aturan
Sidang
- Peserta
Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi, sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun hadir dalam persidangan.
a.
Hak
Peserta Penuh
1)
Hak
Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan
kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2)
Hak
Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3)
Hak
Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4)
Hak
Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
b.
Hak
Peserta Peninjau
1)
Hak
yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.
c.
Kewajiban
peserta penuh dan peninjau
1)
Menaati
tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2)
Menjaga
ketenangan persidangan.
- Presidium Sidang
a.
Presidium
sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
b.
Presidium
Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti aturan yang
disepakati bersama.
c.
Presidium
Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
9.
BENTUK PERSIDANGAN.
Bentuk Sidang adalah model
dan pola bentuk alur persidangan. Setiap bentuknya mempunyai makna tersendiri
dalam perjalanan sidang. Adapun bentuk dan modelnya adalah sebagai berikut :
1.
Bentuk U

2.
Bentuk lingkaran

3.
Bentuk berpanjar menurun

4.
Bentuk komisi

5.
Dan
bentuk persidangan tergantung kondisi tempat yang digunakan dalam bersidang.
II.
Manajemen Kepemimpinan
1. Leadership Kepemimpinan
Seorang lelaki
(pemimpin) terkadang berbanding seratus, bahkan seribu orang. Dan seorang
pemimpin pilihan kadang kala imbangannya adalah satu bangsa, sehingga
dikatakan: Seorang pemimpin yang punya cita-cita besar bisa menghidupkan
satu kaum (bangsa)
Mengapa
kalian membutuhkan materi ini. (Apakah
sekarang kalian telah bisa memimpin atau belum. Maka materi ini Insya Allah akan menuntun kalian
untuk mampu menjadi pemimpin)
a. Kepemimpinan
Kepemimpinan
diartikan sebagai :
Orang yang memiliki
kemampuan mempengaruhi (karena wibawa, pengetahuan atau dapat melakukan
komunikasi)
Dan
mengkoordinasikan untuk mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya
Untuk
mencapai tujuan
Kepemimpinan
adalah :
Ø mengetahui apa tindakan
berikutnya
Ø mengetahui mengapa
tindakan itu penting
Ø mengetahui bagaimana
menggunakan sumber-sumber yang ada
(Maka
seorang pemimpin adalah orang yang bisa menjawab itu semua)
b. Pemimpin dan Pengikut
Pemimpin yang baik menyadari bahwa
mereka juga harus menjadi pengikut yang baik. Boleh dikatakan, pemimpin juga
harus melapor kepada seseorang atau kelompok. Oleh sebab
itu mereja juga harus menjadi pengikut yang baik. Pengikut yang baik harus
menghindari persaingan dengan pemimpin, bertindak dengan setia, dan menanggapi
ide, nilai dan tingkah laku pemimpin secara konstruktif.
Pemimpin
adalah seseorang yang mau dipimpin.
Pemimpin
harus senantiasa memberi perhatian pada kesejahteraan anggotanya.
c. Ciri-ciri Pemimpin Islam
1.
Setia
Pemimpin dan orang yang dipimpin
terikat kesetiaan kepada Allah
2.
Tujuan
Islam secara Menyeluruh
Pemimpin melihat tujuan organisasi
bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup
tujuan Islam yang luas
3.
Berpegang
pada Syariat dan Akhlak Islam
Pemimpin terikat dengan peraturan
Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah Syariat
Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam
4.
Pengemban
Amanat
Pemimpin menerima kekuasaan sebagai
amanah dari Allah yang disertai oleh tanggungjawab yang besar. Qur’an
memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap
baik kepada pengikutnya. (22:41)
5.
Jenis-jenis
Kepemimpinan
Dalam
pelaksanaan, gaya kepemimpinan bervariasi :
Otokrat :
Kurang mempercayai anggota
kelompoknya
Hanya mempercayai bahwa
imbalan materi sajalah yang mendorong orang untuk bertindak
Perintah yang dikeluarkan
harus dilaksanakan tanpa pertanyaan
Otokrat
yang baik :
Memberikan perhatian kepada
pengikut-pengikutnya
Memberi kesan seperti yang
demokratis
Senantiasa membuat
keputusan sendiri
Demokratis :
Membuat keputusan bersama
dengan anggota kelompok
Menerangkan sebab-sebab
keputusan yang dibuat sendiri kepada kelompok
Menyampaikan
kritikan dan pujian secara obyektif
Laissez Faire :
Tidak mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya
Tidak menetapkan tujuan
untuk kelompok
Memperkecil komunikasi dan
hubungan kelompok
d. Karakteristik Gaya Kepemimpinan
A. PEMAKSA
a. Senang
menghukum tapi tidak suka memberi penghargaan
b. Berpendapat bahwa orang-orang pada dasarnya malas
dan harus di”paksa” untuk bekerja
c. Tidak suka menerima umpan balik dari bawahannya
atau orang-orang sekitanya
B.
PENDOBRAK
a. Punya
motivasi prestasi (achievement) yang tinggi
b.
Melakukan segala-galanya sendirian
c. Tidak
suka mendelegasikan wewenang dan tanggung-jawabnya
d. Tidak
menaruh perhatian pada orang-orang disekitarnya
e. Punya
standar mutu kerja yang tinggi, tapi tidak memiliki sifat sebagai pemimpin yang
baik
C.
PENGUASA
a.
Usul-usul atau pendapatnya diajukan secara halus dan terselubung hingga kurang
jelas bagi orang lain
b.
Memberikan hukuman tapi juga suka memberi penghargaan
c. Suka
mendengar umpan balik dari bawahan dan orang-orang sekitarnya, tetapi hanya
untuk kepentingan sendiri
D.
PENYAYANG
a. Suka
memanjakan anggota atau bawahannya
b. Nyaris
tidak punya rencana kerja
c. Selalu
memberi penghargaan, tidak suka menghukum
d. Nyaris
tak bisa mengatur pekerjaannya sendiri
E.
DEMOKRAT
a. Selalu
punya rencana kerja terperinci
b. Banyak
menaruh perhatian pada orang-orang sekitarnya
c. Suka menanyakan
pendapat setiap orang
d. Memberi
penghargaan, tidak suka memberi hukuman
F. PEMBINA
a. Menetapkan tujuan dengan jelas, memberikan
tantangan tetapi moderat resikonya
b. Suka menerima dan memberikan umpan-balik
terperinci
c. Memberi
penghargaan, tapi juga memberi hukuman
d.
Mendelegasikan wewenang dan memberi bantuan kepada anggota atau bawahannya
e. Bawahan
mempercayai dan menghormatinya
e. Apakah Pemimpin mengekor Pengikut ?
Sebagian pemimpin
kadang-kadang mengikuti pengikutnya. Mereka melepaskan fungsi kepemimpinan
ketika tindakan mereka hanya sekedar cerminan kehendak atau perilaku
pengikutnya. Mereka tidak lagi menentukan arah yang seharusnya diikuti dan
dilaksanakan. Para pengikut mereka membuat penilaian yang salah bahwa tindakan
pemimpin tersebut sebagai keputusan yang popular. Lambat laun para pengikut itu
menyadari bahwa mereka mampu bekerja tanpa pemimpin.
Barisan
sedang melewati suatu jalan, tiba-tiba terdengar teriakan di tengah massa yang
menonton barisan itu :
“Berhati-hatilah. Kalian
bergerak ke arah yang salah. Ini jalan buntu.”
Orang yang berbaris itu
berhenti …. cemas …. “ Mungkinkah hal ini terjadi?”. Mereka bepikir, dan
melihat, lalu menuju ke depan, tinggi dan megah, pemimpin mereka yang gagah
terus berjalan.
Pasti ia menuju ke jalan
yang benar, pikir mereka. “Lihatlah, bagaimana ia melangkah! Betapa
tingginya ia berdiri. Sudah pasti itu benar!”
….
dan merekapun terus berjalan.
Pemimpin
yang gagah itu berhenti sebentar … cemas … “Tetapi apakah ini mungkin?” sambil
berpikir ia menoleh ke belakang.
“Saya
pasti menuju ke jalan yang benar,” ia berpikir sebentar, lalu: “Lihat betapa
banyaknya pengikut saya. Saya pastilah berada di jalan yang benar.”
….
dan dia terus berjalan ……
f. Yang Harus Dimiliki seorang Pemimpin :
1. Motivation
Pengendalian, tenaga, inisiatif, keberanian dan
kesanggupan “memulai dari diri sendiri” dan pendirian yang tetap serta
keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu.
2. Power of 4 kinds
a.
Leader Power
Inside [skill] :
o Decision making
Dalam
melaksanakan pengambilan keputusan dapat dilakukan berbagai macam pendekatan
salah satunya adalah :
1.
Definisikan masalah
2.
Tentukan batasan untuk masalah
3.
Tentukan prosedur untuk pemecahan masalah
4.
Tentukan siapa yang harus memecahkan masalah
5. Mendapatkan pemecahan masalah (Diterima /
Dikembalikan)
6. Tentukan siapa yang harus melaksanakan pemecahan
masalah dan kapan
7. Tentukan siapa yang mengkontrol pelaksanaan
pemecahan masalah
8. Terima
hasil pengkontrolan pelaksanaan
9. Bila pemecahan masalah tidak berhasil cari solusi
terbaik lainnya dan lanjutkan dari langkah 6
o Bersikap adil
o Bertanggung jawab
o Dapat dipercaya
o Aligning (mampu mengorganisir dengan rapi)
b.
Goal Power [vision]
Visi adalah pandangan yang
menggambarkan :
· Kemana anda akan menuju
· Bagaimana
·
Dan apa yang akan anda lakukan
Parameter visi
· Focus
· Jelas, lugas
·
Mudah dicapai [bukan berarti tanpa tantangan]
Langkah
pencapaian visi adalah dengan menetapkan sasaran
Parameter
sasaran : SMART
Dalam
mencapai visi kita maka visi tersebut harus permanen [sehingga arahnya tidak
berubah ubah] sedangkan sasarannya dapat berubah-ubah [“Banyak jalan menuju Roma”]
Tugas : minta setiap
peserta membuat contoh visi dan sasarannya masing-masing jika mereka mendapat
jabatan kepemimpinan tertentu (ketua bidang atau ketua kepanitiaan misalnya)
c.
Follower
Power
Needs of followers
[based on Maslow’s need hierarchy] :
a. physical needs [house,
food, clothes]
b. safety [security]
c. social [has friends,
accepted]
d. ego [has status, is viewed
with esteem]
e. self actualization [opportunity to realize
full potential]
Untuk mendapatkan
pengikut maka pemimpin harus dapat menarik perhatian mereka. Hal yang menarik
perhatian pengikut antara lain :
(1)
confidence [rasa percaya diri seorang pemimpin]
(2) creativity [kreativitas
yang tinggi dari seorang pemimpin dalam penentuan langkah]
(3) caring [tidak ada orang
yang tidak penting]
(4) consideration
[memperlakukan orang sesuai dengan apa yang orang tersebut harapkan dan seorang
pemimpin membantunya menjadi sesuatu yang ia capable
didalamnya]
Managerial leadership power adalah keadaan termotivasi
secara personal untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai suatu
tujuan:
o Bagaimana cara
mendapatkannya
§
Dengan kreasi motivasi dari dalam dirinya
§
Dengan inspirasi yang berasal dari luar dirinya
o Tujuannya
Untuk membakar rasa enthusiasm diantara
orang-orang dalam organisasi dan mempengaruhi mereka untuk menjadi tertarik
dengan kontribusi personal mereka dalam pencapaian tujuan organisasi
d.
Communicatioin Power
“a leader
must be able to get his message across to those who would follow”
Communication skill
a.
dapat menjelaskan secara jelas tujuan ataupun visi mereka kepada pengikut
mereka
b. empowering [memaksimalkan
potensi, bakat dan energi serta kontribusi pengikut]
c.
modeling [membangun
rasa kepercayaan diantara pengikut dan semua]
d. dapat memecahkan problem
yang terjadi
g. Prinsip-prinsip dasar operasional kepemimpinan Islam
- Musyawarah
“Dan
(bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan-nya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari Rezki yang Kami Berikan kepada mereka.” (QS.
Asy Syu’ara 42:38)
Pelaksanaan musyawarah memungkinkan
anggota turut serta dalam proses pembuatan keputusan. Pada saat yang sama
musyawarah berfungsi sebagai tempat mengawasi tingkah laku pemimpin jika
menyimpang dari tujuan umum kelompok.
Tentu saja pemimpin tidak wajib
melakukan musyawarah untuk setiap masalah. Masalah rutin hendaknya
ditanggulangi secara ber-beda dengan masalah yang menyangkut pembuatan
kebijaksanaan. Apa yang rutin dan apa yang tidak harus dirumuskan oleh
masing-masing kelompok sesuai dengan ukuran, kebutuhan, sumber daya manusia dan
lingkungan yang ada. Secara umum, petunjuk berikut ini dapat membantu untuk menjelaskan
lingkup musyawarah :
· Urusan-urusan
administratif dan eksekutif diserahkan kepada pemimpin
· Persoalan yang
membutuhkan keputusan segera harus ditangani oleh pemimpin dan disajikan kepada
kelompok untuk ditinjau dalam pertemuan berikutnya
·
Anggota kelompok atau wakil mereka harus mampu memeriksa ulang dan menanyakan
tindakan pemimpin secara bebas tanpa rasa segan dan malu
· Kebijaksanaan
yang hendak diambil, sasaran jangka panjang yang direncanakan dan keputusan
penting yang harus diambil para wakil terpilih diputuskan dengan cara
musyawarah. Masalah
ini tidak boleh diputuskan oleh pemimpin seorang diri.
- Adil
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menunaikan (mengembalikan) amanat kepada yang berhak
(ahlinya).” (QS. An-Nisa’ 4:58)
“Hai
orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berbuat yang
tidak adi. Beraku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al Maidah 5:8)
- Kebebasan Berpikir
Pemimpin Islam hendaklah memberikan
ruang dan mengundang anggota kelompok untuk dapat mengemukakan kritiknya secara
konstruktif, menciptakan suasana kebebasan berpikir dan pertuka-ran gagasan
yang sehat dan bebas, saling menasehati satu sama lain sedemikian rupa,
sehingga para pengikutnya merasa senang mendiskusikan persoalan yang menjadi
kepentingan bersama.
SIKAP
KEPEMIMPINAN
Dalam
kehidupan sehari-hari karakteristik atau sifat pemimpin. Pada umumnya dipengaruhi oleh keyakinan, ilmu, dan
lingkungan pergaulan dari pemimpin yang
bersangkutan. Secara umum, kepmimpinan ditinjau dari sistem pelaksanaannya,
dapat dikategorikan menjadi:
1. Kepemimpinan Otoriter
Sifat Kepemimpinan
otoriter ini, sistemnya dijalankan dengan satu komando yang bersifat
kesewenang-wenagan tergantung dari keinginan pemimpin yang mengutamakan
kepentingan pribadinya di atas segala-galanya.
2 Kepemimpinan Sosialis
Kepemimpinan jenis ini dijalankan dengan sistem yang
mengutakan kepentingan kolektif dan
semua diataur dan dikuasai negera.
3. Kepemimpinan Liberalis
Sistem ini dijalankan
dengan cara menjunjung tinggi kepentingan individual dengan dasar kebebasan dan
kesejahtreaan pribadi difasislitasi oleh negara yang cenderung
berlebih-lebihan.
4. Kepemimpinan Demokratis
Sistem kepemimpinan demokratis ini dijalankan dengan cara
musyawarah mufakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan hukum yang
berlaku tanpa menekankan pada persoalan kolektif atau individu.
Sedangkan
ditinjau dari empat faktor demensi pelaksanaannya, kepemimpinan bersifat atau
berciri sesuai masing-masing dimensi sebegai berikut:
1. Kepemimpinan Stuktural
·
Cepat mengambil kepeutusan yang
mendesak;
·
Melaksanakan pendelegasian yang
jelas kepada para anggota staf;
·
Menekankan kepada hasil
dantujuan organisasi;
·
Mengembangkan pandangan
organisasi yang kohesif untuk pengambilan keputusan;
·
Memantau penerapan keputusan;dan
·
Memperkuat relasi yang positif
dengan pemerintah ataupun masyarakat setempat.
2. Kepemimpinan Fasilitatif, dengan indikasi:
·
Menguasahakandan menyediakan
sumber-sumber yang diperlukan;
·
Menetapkan dan memperkuat
kembali kebijakan organisasi;
·
Menekan atau memperkecil kertas
kerja yang birokratis;
·
Memberikan saran atas masalah
kerja yang terkait;
·
Membuat jadual kegiatan;dan
·
Membantu pekerjaan agar
dilaksanakan.
3. Kepemimpinan Suportif, meliputi:
·
Memberikan dorongan dan
penghargaan atas usaha orang lain;
·
Menunjukkan keramahan dan
kemampuan untuk melkukan pendekatan;
·
Mempercayai orang lain dengan
pendelegasian tanggung jawab;
·
Memberikan ganjaran atas
usahaperseorangan; dan
·
Meningkatkan moral /semagat
staf.
4. Kepemimpinan Parsitipatif, perilaku kepemimpinan dengan
tanda-tanda:
·
Pendekan akan berbagai
persoalan dengan pikiran terbuka;
·
Mau dan bersedia memperbaiki
posisi-posisi yang telah terbentuk;
·
Mencari masukan dan nasihat
yang menetukan;
·
Membantu perkembangan
kepemimpinan yang posisional dan kepemimpinan yang sedang tumbuh;
·
Bekerja secara aktif dengan
perseorangan atau kelompok; dan
·
Melibatkan orang lain secara
tepat dalam pengambilan keputusan.
Adapun
sifat-sifat Kepemimpinan dalam Islam menurut Allah S.W.T dalam Al-Quran.Surat:
Al-Ahzab 33:21- yang artinya:
“Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan
suri teladan yang indah bagi orang-orang mengharapakan (rahmat Allah), dan
(keselamatan) hari terakhir, serta banyak mengingat Allah.”
Pada Surat Ali’Imran 3:159 Allah SWT berfirman yang artinya:
“Adalah
karena rahmat dari Allah kau berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kau
kejam dan berhati kasar, tentulah mereka menjauh dari lingkunganmu. Maka
maafkanlah mereka mohonlah ampun bagi mereka. Dan bermusyawaralah dengan mereka
dalam (segala) urusan. Jika kemuadian kamu mengambil keputusan tawakallah
kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang tawakal”
Sementara kepemimpinan
menurut Sabdah Rasulullah yang diriwayat-kan dalam (HR
Bukhari Muslim) yang artinya:
“Hendaklah
kamu berpegang kepada kebenaran, karena sesunnguhnya kebenaran itu memimpin
kepada kebaktian, dan kebaktian itu membawa ke surga (kebahagiaan); dan hendak
tetap seseorang itu bersifat benar dan memiliki kebenaran hingga dia tertulis
di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar (siddiq); dan hendaklah kamu
jauhi kedustaan karena sesungguhnya kedustaan itu memimpin kepada kedurhhakaan,
dan kedurhakaan membbawa ke neraka (kehancuran); dan janganlah seseorang tetap
berdusta dan memilih kedustaan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta
.”
Berdasar dari tiga alasan di atas dikemukakan bahwa sipat medasar
Kepemimpinan dalam Islan adalah musyawarah dan kebenaran yang tidak pernah
menyatu dengan kebohongan sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam kehidupannya. Rasulullah
Muhammad saw adalah orang patut diteladani karena senantiasa jujur dan benar
dalam setiap gerak geriknya. Di samping itu, Rasulullah saw juga termasuk orang
yang tawadhu, pelindung, penyayang, bersahabat, tegas membela orang-orang tertindas dan berani sesuai
perinsip kebenaran. Bukti keberanian dan ketegasan Rasulullah s.a.w.sebagaimana
pada uraian berikut:
Sesungguhnya
pemimpin umat Islam itu–bukan saja. mengatur taktik dan strategi sebagai
Panglima atau Jeneral– Rasulullah s.a.w bahkan sering maju kebarisan dapan
berhadapan langsung dengan musuh.
Saiyidina
Ali bin Abu Talib r.a. adalah pahlawan yang selalu ikut berperang disamping
Rasulullah s.a.w. Beliau pernah menceritakan betapa beraninya Rasulullah di
dalam suatu peperangan, katanya: "Baginda sangat berani mendekati
kubu-kubu pertahanan musuh. Sewaktu tentara Islam menghadapi tantangan dalam
peperangan Hunain dan banyak pejuang-pejuang Islam yang lari, baginda sendiri
tidak keluar dari barisan pertahanan bahkan mengatur arahan dari atas kuda di
tengah-tengah serbuan musuh. Akhirnya baginda berhasil mengumpulkan pasukan
yang terpecah-belah itu untuk meneruskan perlawanan."
Sewaktu
tentara Islam terkepung dalam peperangan Uhud, Rasulullah s.a.w. sendiri
mendapat luka, sahabat serta musuhnya menyangka baginda sudah tewas. Maka pada
saat-saat yang mencemaskan itu, baginda memaksa dirinya tampil ke depan seraya
berseru: "Di sini Muhammad! Rasulullah! Aku masih hidup!."
Pernah
pada suatu malam penduduk kota Madinah menjadi gempar sebab terdengar bunyi
riuh-rendah musuh yang cuba menyerang kota Madinah. Pasukan tentera Islam
segera berkejar ke tempat tersebut dan mendapati Rasulullah s.a.w. telah berada
lebih dahulu di situ. Baginda berkata kepada pasukan yang datang itu: "Musuh
telah lari, keadaan telah aman, mari kita pulang."
Kesimpulan
kepemimpinan Islam dibangun dengan prinsip kebenaran yang diemban sebagai
amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Khaliq Penguasa Alam
Semesta di akhirat yang kekal abadi.
Sebagai pengurus
OSIS seharusnya menjadikan kebenaran sebagai dasar perilaku yang diaplikasikan
kepada 19 butir perilaku organisasi sebagai berikut:
Butir perilaku
|
Butir perilaku
|
berorientasi
pada tugas,
bertenggang
rasa,
membangkitkan
kepercayaan,
menghargai
dan memberi pengakuan,
memberikan
imbalan,
melibatkan
anggota dalam pengambilan keputusan,
memberikan
delegasi wewenang,
bersedia
memberikan klasifikasi terhadap bawahan,
menetapkan
tujuan,
memberikan
pelatihan,
|
menyebarkan
informasi,
melibatkan
bawahan dalam pemecahan masalah,
mampu
merencakan,
melakukan
koordinasi,
mengusahakan
fasilitas kerja,
menciptakan
suasana kerja sama,
berfungsi
sebagai wakil organisasi,
mampu
mengendalikan konflik,
selalu
memberikan pendapat dan kritik.
|
Secara
idealitas seorang organisator atau fungsionaris sebuah organisasi seharusnya
mengacu pada 19 butir perilaku di atas dalam menjalankan amanah organisasi yang
diembannya selama periode kepengurusannya. Bahkan dalam berbagai aktivitas
kesehariannya hendaknya senantiasa mereka mengaplikasikan butir-butir itu
dengan baik dan jujur yang didasari keikhlasan.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepemimpinan :
Pertama :
Mengenal dakwah
Pemimpin
harus memahami dengan baik seluk beluknya yang bersifat ideology, doktrin dan
organisasi serta menekuni kegiatan-kegiatannya dan menghayati segala aktivitas
dan sepak terjangnya.
Pertanggungjawaban
kepemimpinan sungguh menuntut dari tokohnya hubungan yang terus menerus dengan
bawahan serta mengenal berbagai pandangan dan problema mereka termasuk
penghayatan dan mempelajari pengalaman yang berguna bagi kedua belah pihak.
Kedua : Mengenal diri sendiri
Yaitu mengenal titik-titik kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri.
Oleh sebab
itu, ia harus :
· Mengakui & menyadari titik-titik kelemahan yang ada padanya serta
berusaha memperkuatnya.
· Menemukan titik-titik kekuatan yang ada padanya serta berusaha pula
memanfaatkan dan mengembangkannya.
· Berambisi mengembangkan pengetahuan umum dan menelaah berbagai obyek,
pandangan dan pemikiran-pemikiran politik, social, ekonomi, dst.
· Mempunyai perhatian untuk mengkaji dan mempelajari berbagai tokoh
pemimpin kaum Muslimin dan lainnya serta mengenal berbagai metode dan gaya
kepeimpinan mereka demikian juga berbagai sarana dan factor kesuksesan dan
kegagalan mereka.
Ketiga : Pengayoman yang kontinu/ Perhatian penuh
Keterlibatan seorang pemimpin dalam mengawasi aktifitas individu-individu
mengenal mereka dengan baik, menghayati ihwal dan kedudukan mereka secara
khusus ataupun secara umum, kebersamaan dalam suka duka dan berusaha memecahkan
segala problema mereka… Semua itu membantu memantapkan mereka dan memperteguh
kepercayaan mereka, selanjutnya dapat memanfaatkan tenaga mereka dengan baik.
Keempat : Teladan yang baik
Tingkah laku, kegiatan vitalitas dan mobilitas, akhlak, perkataan dan
aktifitas-aktifitas serta karya seorang pemimpin mempunyai dampak aktif
terhadap seluruh jama’ahnya.
Kelima : Pandangan yang tajam
Kemampuan seorang pemimpin melakukan penilaian dengan cepat dan tepat bagi
berbagai keadaan dan memberikan keputusan yang tepat dalam bermacam-macam ihwal
dan situasi kondisi, niscaya akan mengokohkan kepercayaan dan penghargaan para
individu.
Keragu-raguan, ketertutupan, kebingungan dan kerancuan dapat pula
menciptakan kevakuman dan kelemahan kepercayaan serta melenyapkan disiplin.
Keenam : Kemauan yang kuat
Dimana dengan itu ia dapat mengatasi kesulitan dan menyelesaikan problema
serta melewati liku-liku perjalanan.
Ketujuh : Kharisma kepribadian yang fitrah
Hal ini adalah sifat karakteristik bakat yang jika terdapat pada seorang
pemimpin, ia akan mampu mempesona hati tanpa kesulitan. Unsur ini
termasuk unsur yang paling kuat dalam membentuk pribadi pemimpin.
Kedelapan
: Optimisme
Seorang
pemimpin sepatutnya selalu diliputi cita-cita dan jiwa yang bersih serta lapang
dada; tanpa memalingkannya dari sikap mawas diri.
Keputus-asaan merupakan salah satu factor yang berbahaya diantara
faktor-faktor penyebab keruntuhan dan kehancuran dalam kehidupan individu dan
jama’ah.
Jika pemimpin menjadi kendor dan putus asa, barisannya pun akan mengalami
kekendoran dan keputus-saan. Jika pemimpin tangguh dihadapan berbagai
tantangan, maka jiwa optimis dan maju akan meresap ke dalam setiap individu dan
pasukan.
Di antara contoh kelemahan pemimpin adalah peristiwa dimana seorang
penanggung jawab dari salah satu jamaah Islam merasa kecil hati terhadap para
pasukan (anggotanya) jika mereka dirasa sudah melampauinya di bidang ilmu
pengetahuan, kualifikasi organisasi, pendidikan, atau lain sebagainya. Hal
demikian berakhir dengan melepaskan mereka, dan amal keislaman mereka
dicukupkan dengan mendidik para pemula saja tiada lain.
Mentalitas Dasar Kader ROHANI
1. Kemampuan sebagai motor (Mandiri dan proaktif)
Ia harus mampu menggerakkan teman-temannya untuk
bekerja disamping iapun ikut bekerja.
Ia bisa mengajak teman-temannya
untuk berunding dalam
rapat.
Ia
bisa memimpin teman-temannya
dengan cemerlang.
Pada
saat teman-temannya malas untuk bekerja ia harus kreatif untuk memanasi teman-temannya untuk bekerja.
Pada
saat yang lain tidak berani mencoba maka ia harus berani mencoba hal baru yang
diyakininya. Inilah jiwa
kepeloporan.
Intinya
seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi teman-temannya, menggerakkan
teman-temannya agar bekerja untuk mencapai suatu tujuan dan dia juga harus
mampu untuk senantiasa mempersatukan
teman-temannya.
2. Kemampuan problem solving, kreatif dan inovatif
Sebagian
orang bertindak bebas dan kreatif dalam berfikir. Mereka mempunyai “idea sendiri”. Mereka menganalisa dan menafsirkan,
menciptakan sesuatu yang baru, menulis dan mengajukan cara untuk melaksanakan
sesuatu. Sebagian lainnya tidak demikian aslinya, tetapi mencoba memahami apa
yang dilakukan oleh orang lain sebelum mencobanya sendiri. Ada orang yang
keaslian pemikirannya luar biasa, ada yang lebih kreatif daripada orang biasa,
ada yang keasliannya sama seperti orang lain, ada yang lebih cenderung untuk
bergantung kepada orang lain untuk mendapatkan buah fikiran dan tingkat
terbawah ada yang tidak menunjukkan kecenderungan untuk menghasilkan buah
fikiran sendiri.
Seorang pemimpin dituntut memiliki keaslian
pemikiran yang luar biasa, dia harus kreatif dan dia harus memiliki kemampuan
problem solving yang baik.
Tugas
seorang pemimpin terutama adalah memecahkan masalah. Dan ia tidak bisa hanya
berkutat dipemecahan yang tradisional. Ia harus senantiasa mengeluarkan ide-ide
baru yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
Ia harus selalu penuh inisiatif dan berkemampuan
kreatif serta selalu berupaya maksimal menemukan hal-hal terbaru yang jauh lebih
baik dan lebih bermanfaat.
3. Tanggung jawab dan amanah (handal)
Sebagian
orang dapat membangkitkan kepercayaan yang begitu besar dalam diri orang lain.
Mereka dianggap terpercaya dalam setiap keadaan, dan orang biasanya mempunyai
rasa hormat yang besar terhadap integritas mereka. Sebaliknya terdapat pula
orang yang sama sekali tidak patut, tidak bisa dipercaya dan dijadikan tempat
bergantung. Dalam hal ini seseorang dapat berada pada tingkatan :
- Sangat dihargai dan
dipercaya
- Reputasinya baik (dapat dipercaya)
- Dapat dipercaya seperti
kebanyakan orang
- Kadang-kadang kurang
dapat dipercaya
- Tidak mempunyai reputasi
yang baik untuk dapat dipercaya
Dalam ROHANI salah satu kepercayaan
dilahirkan dari tingkat kerajinan menghadiri kegiatan dan melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan. Orang-orang yang jarang menghadiri mentoring maka
padanya kita akan menyangsikan sifat amanahnya dan padanya tidak layak
dipercayakan suatu amanah. Karena itu tingkatkan kepercayaan orang lain pada
diri kita. Ingat, Rasul diberi gelar sebagai Al Amin.
Seorang kader harus benar-benar dapat dipercaya dan
diandalkan dalam menjalankan tugas, perintah atau amanah, dan sangat diyakini
akan melaksanakannya dengan optimal, maksimal dan bertanggung jawab penuh.
4. Kharisma dan akhlak
Ada sebagian
orang lebih disukai oleh para pengikutnya daripada yang lain. Adapula yang
menampilkan kesan yang tidak baik mengenai dirinya kepada orang-orang yang
ditemuinya. Seorang yang mempunyai kepribadian karismatik biasanya diterima
oleh berbagai kalangan dan mempunyai banyak kenalan. Sebaliknya kepribadian
yang tidak popular sukar diterima oleh orang lain sering kali diabaikan dan
dihindari. Dalam hal ini seseorang dapat berada pada tingkatan :
- Salah seorang pribadi
yang paling disukai dalam masyarakat
- Pribadi yang cukup
populer
- Sederhana, diterima,
tidak begitu menonjol
- Tdk begitu baik seperti
kebanyakan orang dalam kedudukan sosial
- Amat tidak disukai banyak
orang
Guna
memperoleh kharisma yang baik, pada intinya seseorang dituntut untuk memiliki
akhlak yang baik pada orang lain dan mampu menampilkan keimanannya yang
dilahirkan dari ibadah dan amal shaleh yang senantiasa dilakukannya. Milikilah
akhlak yang mulia dan tingkatkanlah ibadah dan amal shaleh kita.
Banyak-banyaklah bergaul dengan masyarakat luas.
5. Aktif melakukan amal shaleh dan Ibadah
Santapan-santapan
ruhaniah sehari-hari merupakan suatu keharusan dan tidak boleh tidak bagi
seorang Muslim. Santapan ini terwujudkan dengan menegakkan kewajiban
sehari-hari dan dengan melaksanakan hal-hal sunnah yang memungkinkan secara
kontinu sesuai dengan kadar yang bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruhani
sebagai sanatapan dan obatnya, serta bisa menjadikan seorang Muslim berada
dalam kondisi pendakian (ruhani) yang abadi.
Program atau kegiatan dalam
latihan itu hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga sasaran ruhaniyahnya
menjadi tinggi. Latihan-latihan ruhani semcam ini mampu meninggikan derajat
ruhani manusia dan mampu memindahkan hati dari suatu kondisi ruhaiah ke kondisi
ruhaniah yang lain.
6. Wawasan dan visi (syariat, dakwah, keorganisasian,Rohani)
Salah
satu keunggulan seorang kader adalah dalam hal wawasannya yang lebih luas dan
lebih mendalam dibandingkan orang-orang awam.
Seorang kader juga dituntut
untuk memahami benar visi perjuangannya, dia tidak boleh hanya asal bekerja
tanpa memahami hakikat tujuan pekerjaannya itu.
Pemahaman
akan wawasan Dienul Islam dan visi inipun melahirkan prinsip dalam dirinya
sehingga tidak asal-asalan mengikuti suatu kebudayaan atau suatu pemahaman.
7. Mental dan pengorbanan
Modal
utama seorang pemimpin adalah kesanggupan mental untuk menjadi pemimpin dan
kesediaan pengorbanan, baik waktu, harta, maupun jiwa. Karena itu Tidak mesti seorang pemimpin mempunyai
kecerdasan yang luar biasa.
8. Disiplin waktu
Menjaga agar selalu tepat waktu adalah kehormatan.
Selalu untuk tepat waktu, karena kalau tidak tepat waktu akan jatuhlah harga
diri kita. Jangan pernah terlambat walaupun sedetik, karena sama saja terlambat
semenit atau sejam. Terlambat adalah terlambat.
Dan
jika kita terlambat, kita telah mendzalimi orang-orang yang menunggu kita!
9. Disiplin kualitas tugas dan prestatif
Dalam etos kerjanya selalu
penuh semangat menggebu dan menggelora naluri berbuat dan berkarya. Sama sekali
tidak kenal malas dan lelah.
Tindakannya
sekecil apapun selalu diupayakan bernilai manfaat yang tinggi dan luas serta
sangat terhindar dari aneka bentuk kesia-siaan.
Baginya berkarya tidak
hanya sesuai target bahkan kalau bisa lebih baik daripada target. Dia selalu
memiliki naluri senang, bahagia dan puas melakukan yang terbaik, tidak mengenal
setengah-setengah.
10. Gesit, sigap, tangkas dan terampil serta fisik yang prima
Memiliki
kondisi fisik yang terlatih dengan baik sehingga memiliki sikap dan gerakan
tubuh terasa ringan, tangkas, sigap, gesit terlatih dan terampil.
Gerakan
yang lamban dan lesu, disamping akan memboroskan waktu juga akan membuat orang
lain dongkol.
Kegesitan
dapat dilatih secara fisik dengan aturan yang baik dan teratur.
Hal
ini akan membuat stamina tubuh meningkat dan mempengaruhi ketangkasan seseorang
dalam bertugas, yang tentu ujungnya akan lebih menambah kualitas pekerjaan.
11. Aktif dalam kegiatan
Dengan
bersikap aktif pertama akan membantu diri kita untuk memahami apa yang tengah
diberikan kepada kita dan kedua merupakan tanda bagi orang lain bahwa kita
merespon mereka.
Seorang kader dalam belajar
harus banyak menjawab dan bertanya. Dalam kegiatan di lapangan ia harus
berusaha menjadi yang terbaik! Ia banyak mencoba, menjawab, gesit, terampil,
dll.
Pasif adalah diam,
membiarkan orang lain saja yang melakukan.
12. Aktif melakukan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar
Dilahirkan
dari pemahamannya akan tanggung jawabnya dalam dakwah dan menyadari bahwa
kehidupannya harus dicurahkan pada Islam, maka ia tidak akan pernah diam dari
berdakwah. Setiap kesempatan yang ada akan ia maksimalkan untuk berdakwah.
Setiap kemungkaran yang terjadi akan memanggil hatinya untuk melakukan amar
ma’ruf nahi munkar. Kesemua itu
dilandasi niatnya mencari keridhoan Allah SWT semata-mata.
13. Kesetiakawanan
Seorang kader tidak pernah
membiarkan sahabatnya bekerja sendirian. Ia melaksankan hak sahabatnya darinya.
Ia menjawab salam, ia mendatangi undangan, ia mendo’akan sahabatnya, ia
memberikan nasihat jika diminta, ia tidak menghinakan sahabatnya, tidak menipu,
dan tidak mendzaliminya. Ia ikut bersyukur atas kebahagiaan sahabatnya dan ia
ikut menanggung beban derita sahabatnya. Ia lebih senang bersama sahabatnya
untuk membantu menyelesaikan urusannya daripada beribadah sunnat. Ia tidak
bersangka buruk pada sahabatnya. Ia tidak mendengki, tidak membenci, tidak
memberi nama jelek, tidak menghina, tidak merusak harta dan kehormatannya. Ia
menolong, membela, menutup aib, meringankan kesukarannya, memenuhi hajatnya,
menghormati dan menyayanginya dan ia menolak orang yang mengghibah sahabatnya.
“Dari
Nu’man bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang-orang Mu’min
dalam saling menyayangi, saling mengasihi dan saling menyintai, laksana satu
tubuh, apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya merasa
terganggu, seperti terkena demam dan tidak bisa tidur.”(HR Muslim)
14. Kedewasaan
Pemimpin yang berhasil
bebas dari sifat kekanak-kanakan; sikap dan tingkah lakunya adalah pola sikap
dan tingkah laku seorang dewasa yang matang dan bertanggungjawab. Dia
adalah pribadi yang secara kejiwaan mantap dan mewakili kemantapan jiwanya
kepada para pengikutnya. Ciri-ciri kedewasaan : menerima diri sendiri,
menghargai orang lain (menghargai apa adanya), mempunyai proporsi yang seimbang
(tidak hanya memikirkan diri sendiri), bertanggung jawab, percaya diri, sabar
& tidak terburu-buru, tabah & ulet, mampu membuat keputusan,
kepribadian terpadu, senang bekerja, berprinsip kuat, memiliki rasa humor.
15. Bersemangat dan energik (Pekerja keras)
Seorang
kader harus selalu memperhitungkan pemanfaatan detik yang dilaluinya dengan
amat cermat dan maksimal untuk menjadi lading pengabdian terbaiknya kepada
ALLAH SWT.
Akhirnya
ia benar-benar menjadi seorang yang terus menerus bergelora semangat juangnya
untuk mengisi setiap detik yang dimilikinya dengan amal-amal dan karya
terbaiknya.
Semua
dilakukan dengan niat setulus-tulusnya, tanpa kenal lelah.
Baginya
rizki terbesarnya adalah dituntun dan diberi kemampuan oleh ALLAH untuk dapat
melakukan amal terbaiknya dengan ikhlas bukan hanya masalah imbalan dan
balasan.
16. Kemampuan analisa dan kritis (kemampuan planning)
Seorang
kader harus memiliki kemampuan untuk menganalisa situasi, kondisi, potensi dan
masalah lingkungan di sekitarnya dalam bentuk dan sekala apapun, sehingga dapat
membuat perencanaan dan tindakan timbal balik yang positip, memberi manfaat
maksimal bagi lingkungan dan mengambil manfaat yang optimal dari lingkungannya.
17. Berani
Berani untuk mencoba sesuatu yang baru. Berani salah
dalam belajar. Berani menghadapi rasa takut untuk tetap menegakkan apa yang
diyakini. Berani
mengambil resiko. Tetapi bukan berani nekad.
18. Kemampuan komunikasi dan jiwa sosial
Sebagian
orang dapat menarik perhatian orang lain dan menyampaikan pendapatnya dengan
jelas dan spontan sewaktu berbicara. Sebaliknya ada orang yang tidak jelas cara
berbicaranya, gagap dan tidak efektif. Dalam masalah ini, seseorang dapat
berada pada tingkatan :
- Seorang
orator yang luar biasa
- Diatas rata-rata dalam menyampaikan buah pikiran
- Lebih
kurang sama dengan kebanyakan orang
- Kemampuan
berbicara kurang baik
-
Kelemahannya dalam berbicara sangat jelas
Seseorang
dapat menduduki posisi kepemimpinan bukan karena kebi-jaksanaan &
kepemimpinannya, tetapi karena cara dia menyampaikan sesuatu.
19. “Kenakalan”
Terutama masalah kemudahan
aksesnya pada orang tua untuk izin keluar rumah atau menginap.
20. Mau berkomitmen kepada ROHANI-42443
Setiap perjuangan menuntut adanya komitmen dari
setiap pelakunya. Tidak ada perjuangan tanpa komitmen. Dan Islam menuntut
adanya komitmen dari diri kaum Muslimin, apalagi komitmen dalam amal jama’i.
Yang dituntut dari komitmen terutama adalah :
1.
Keterikatan
(Kesepakatan dari diri anggota untuk bersedia menu-naikan
kewajiban-kewajibannya selaku anggota)
2.
Keseriusan (Anggota menyadari bagaimana ia
harus memprioritaskan dakwah ini)
3.
Kesinambungan
(Ikatan tidak putus karena berubahnya suatu kondisi)
0 komentar:
Posting Komentar